Waspada! Asam urat bisa menyebabkan gagal ginjal, begini cara mencegahnya

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 11:26 WIB
Ilustrasi. Penyakit asam urat bisa menyebabkan gagal ginjal (freepik.com)
Ilustrasi. Penyakit asam urat bisa menyebabkan gagal ginjal (freepik.com)

MEDAN INSIDER – Penyakit ginjal dan asam urat memiliki hubungan yang erat.

Peningkatan kadar asam urat dalam darah dapat mempengaruhi kesehatan ginjal, dan sebaliknya, gangguan fungsi ginjal juga dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah.

Peningkatan kadar asam urat dalam darah dapat menyebabkan terbentuknya kristal asam urat di dalam ginjal, yang dapat mengakibatkan batu ginjal.

Baca Juga: Gubernur rasa artis, ternyata Ridwan Kamil pernah bintangi belasan judul film ini

Batu ginjal dapat menyebabkan rasa sakit, infeksi saluran kemih, dan kerusakan permanen pada ginjal jika tidak segera ditangani.

Selain itu, kristal asam urat juga dapat menumpuk di jaringan ginjal dan menyebabkan peradangan kronis, yang dapat merusak fungsi ginjal secara bertahap.

Di sisi lain, gangguan fungsi ginjal dapat menyebabkan penumpukan asam urat dalam darah karena ginjal tidak dapat mengeluarkannya dengan baik.

Kondisi ini dikenal sebagai hiperurisemia, yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit asam urat.

Hiperurisemia juga dapat memperburuk kerusakan ginjal karena kristal asam urat yang menumpuk di ginjal dapat merusak jaringan ginjal dan memperparah kerusakan yang sudah ada.

Dikutip Medan Insider dari Rheumatology Advisor, penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan antara asam urat dan hiperurisemia serta penyakit ginjal kronis cukup umum.

Baca Juga: Bikin malu nakes se Indonesia, konten TikTok soal pasien BPJS Kesehatan ini ramai dihujat : yang cowok...

Pasien dengan ginjal kronis sering tak menimbulkan gejala pada tahap awal.

Namun pasien dengan asam urat melaporkan penurunan fungsi ginjal saat stadium 3 dan lebih tinggi.

Pada pasien dengan penyakit ginjal kronis stadium 3 dan lebih tinggi, sekitar seperempat sampai sepertiga dari pasien menderita asam urat, dan 50% sampai 60% mengalami hiperurisemia.

Halaman:

Editor: Ralki Sinaulan

Sumber: Rheumatology Advisor

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X