MEDAN INSIDER - Salah satu menu wajib saat perayaan Cap Go Meh di banyak daerah Indonesia adalah lontong.
Lontong menjadi kuliner khas Cap Go Meh di Indonesia, sebagai hidangan pengganti yuanxiao atau bola-bola tepung beras kuliner khas Ca Go Meh di Tionghoa.
Karena perpaduan budaya, dipilihlah lontong untuk menggantikan yuanxiao karena teksturnya sama-sama padat.
Baca Juga: Bukti sifat dermawan preman Kota Medan Olo Panggabean sebelum akhrinya meninggal dunia
Ada anggapan masyarakat Tionghoa, bahwa Yuanxiao yang padat melambangkan keberuntungan.
Hal ini juga yang bisa dirasakan pada lontong, sementara bentuk lontong yang panjang dianggap melambangkan panjang umur, telur melambangkan keberuntungan, dan santan yang dibumbui kuah kunyit berwarna keemasan melambangkan emas dan keberuntungan.
Lalu, apa perbedaan lontong yang disajikan pada perayaan Cap Go Meh dengan lontong biasa atau lontong sayur?
Berikut, MEDAN INSIDER akan mengulas perbedaan lontong Cap Go Meh dengan lontong sayur biasa, dikutip dari foodierate.
1. Penambahan bumbu pada lontong
Lontong Cap Go Meh berbeda dengan lontong biasa dalam hal bahan bumbu yang digunakan untuk membuat lontong tersebut.
Kalau persamaannya lontong Cap Go Meh dan lontong biasa sama-sama dibuat dari beras yang digulung menjadi lontong (berbentuk tabung-tabung kecil) yang dibungkus dengan daun pisang.
Baca Juga: Deretan kata bijak dari tokoh besar Islam Imam Al-Ghazali yang menginspirasi dan kaya akan makna
Yang membedakan sdalah adanya penambahan bumbu bawang merah dan bawang putih ke dalam pembuatan lontong Cap Go Meh.
Artikel Terkait
Tahun Baru Imlek segera tiba, begini bahan dan cara membuat kue keranjang alias kue bakul yang enak
Ini dia 9 Chinatown atau Pecinan di Indonesia yang bisa kamu kunjungi saat libur Imlek, di Medan ada?
Mengenal Cap Go Meh, serta fakta unik dan menarik dari perayaan penutup Imlek
Sejarah lontong jadi makanan tradisi perayaan Cap Go Meh di Indonesia